Sabtu, 21 Februari 2015

makalah pengangguran



PENGANGGURAN
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Hermanita, MM
Disusun Oleh :
JURUSAN                                    : Syari’ah
PRODI                                          : Ekonomi Syari’ah




Kelas F
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR

 Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mandiri Matakuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul “Pengangguran”.
Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah pengangguran di Indonesia. Banyak pengangguran tersebar di Indonesia dan sulit untuk mencari pekerjaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

                                                                 Metro, 22 Desember 2014

                                                                             penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................
B.     Rumusan Masalah............................................................................
C.     Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A.    Pengertian Pengangguran.................................................................
B.     Macam-macam Pengangguran.........................................................
C.     Penyebab Terjadinya Pengangguran................................................
D.    Tingkat Pengangguran di Indonesia................................................
E.     Dampak yang Diakibatkan Dari Pengangguran...............................
F.      Cara Mengatasi Pengagguran...........................................................
G.    Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran.......................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
A.    Kesimpulan......................................................................................
B.     Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pokok perekonomian Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah - masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup / mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif,  peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain - lain.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2.       Apa saja macam-macam dari pengangguran ?
3.       Apa penyebab terjadinya pengangguran ?
4.       Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
5.      Apa dampak yang diakibatkan dari pengangguran ?
6.      Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?
7.      Apa pengaruh inflasi terhadap pengangguran ?

C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui arti dari pengangguran.
b.      Untuk mengetahui macam - macam dari pengangguran.
c.       Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran.
d.      Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e.       Untuk mengetahui dampak  yang diakibatkan pengangguran
f.       Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
ü  Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
ü   Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan bahwa :
ü  Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
ü  Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha baru.

B.     Macam-Macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan  lama waktu  dan penyebab terjadinya, antara lain:
1.      Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a.       Pengangguran terbuka ( open unemployment ),  yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya lapangan pekerjaan atau karena ketidak sesuaian lapangan kerja dengan latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b.      Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c.       Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1  pertanian   bekerja  sebagai  tenaga   pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja sebagai pelayan restoran.  
 
2.      Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.       Pengangguran structural, yakni pengangguran  yang disebabkan oleh terjadinya perubahan struktur perekonomian. Misalnya, perubahan struktur dari agraris ke industri, perubahan ini menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja disektor industri. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri, sehingga terjadilah pengangguran.
b.      Pengangguran konjungtural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi (turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat mengalami penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Penurunan ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa, diantaranya dengan cara mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh pengangguran siklikal.
c.       Pengangguran friksional yakni  pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut  juga pengangguran sukarela, karena terjadi karena keinginan pekerja sendiri.
d.      Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f.       Pengangguran Politis pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g.      Pengangguran Deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

C.    Penyebab Terjadinya Pengangguran
Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1.      Perubahan struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan Moser jenis pengangguran ini terjadi karena tidak sepadan/ketidak cocokan antara kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi paling besar terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno) katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.

2.      Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi  sektor terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.

3.      Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.

4.      Rendahnya Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.

5.      Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motifasi kerja.

6.      Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan, ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.

7.      Laju Pertumbuhan Penduduk
Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan penduduk diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan dengan munculnya karakteristik berikut:
a)      Tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
b)      Rendahnya anggaran pendidikan,
c)      Rendahnya tingkat kesehatan,
d)     Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan tenaga kerja,
e)      Rendahnya pembentukan modal,
f)       Rendahnya kualitas tenaga pendidikan,
g)      Rendahnya balas jasa disektor pendidikan,
h)      Rendahnya daya beli masyarakat,
i)        Minimnya sumber daya ekonomi yang bisa di eksploitasi,
Bila kendala-kendala diatas bisa dieleminir atau bahkan dapat ditemukan pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi pendorong pembangunan.

D.    Tingkat Pengangguran di Indonesia
Data BPS (Badan Pusat Statistik) Analisis Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2004, jumlah angka pengangguran terbuka di Indonesia, tercatat sebanyak 9,90% dari sekitar 100 juta angkatan kerja yang ada. Untuk tahun 2005 mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 1,34%. Banyak faktor yang mengakibatkan munculnya masalah pengangguran ini. Salah satu faktor yang paling menentukan adalah ketidak mampuan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Akibat dari banyak penduduk yang menganggur berimplikasi langsung pada munculnya masalah yang lebih kompleks, yaitu kemiskinan, yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinandan penduduk yang rentan untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan 
https://html2-f.scribdassets.com/1l0duasczk1wurjw/images/1-d9f92d609c.jpg
E.     Dampak Yang Diakibatkan Dari Pengangguran
Adapun dampak dari pengangguran antara lain:
1.      Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan Nasional
Dampak pengangguran bagi pembangunan dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut:
a.       Pendapatan Nasional Dan Pendapatan Per Kapita
Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan Nasional pun akan semakin kecil.
b.      Penerimaan Negara
Salah satu penerimaan Negara adalah pajak, diantaranya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang bekerja. Apabila tingkat pengangguran meningkat maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan Negara pun berkurang.
c.       Beban Psikologis
Semakin lama menganggur, semakin besar beban psikologis yang ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur menpunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh dalam berbagai prilakunya dalam kegiatan sehari-hari.
d.      Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu menyangkut atas tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya proses kejahatan.

2.      Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalamkeadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran disuaru Negara felatif tinggi, hal ini akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap perekonomian seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a.       Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapai. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai masyarakat pun akan lebih rendah.
b.      Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatn masyarakat pun akan menurun. Denagn demikian, pajak yang akan dibayar masyarakat pun akan menurun.
c.       Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan akan barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak akan merangsang investor untuk melakukan peluasan atau pendiarian industri baru. Dengan demikian, tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

F.     Cara Mengatasi Pengangguran
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
a.       Memperbaiki pasar tenaga kerja
b.      Menyediakan program pelatihan
c.       Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
a)      Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
b)      Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

G.    Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran
Inflasi yang tinggi akan mendorong produsen melakukan efesiensi terhadap industrinya, seperti merasionalkan tenaga kerja atau melakukan perampinagan organisasi perusahaannya yang berakibat semakin bertambahnya jumlah pengangguran. Penawaran tenaga kerja semakin bertambah sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja kian berkurang. Tenaga kerja yang menganggur terpaksa harus mau menerima uapah yang rendah tiadak jarang pula lebih rendah nilainya dari pada harga barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari mereka.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.                   Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2.                   Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
3.                    Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.

B.     Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1.               Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.               Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3.               Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong.
4.               Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.























DAFTAR PUSTAKA

2 komentar:

Fuadagung mengatakan...

THANKYOU BOSS

odindains mengatakan...

Caesars Casino | Complaints | Dr. Maryland
포항 출장안마 › Maryland › Maryland › 전라북도 출장샵 군산 출장샵 › Maryland › Maryland Maryland 전라북도 출장안마 Dr. Caesars Casino. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. Complaints. 인천광역 출장안마 Complaints. Complaints.

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes